sesudut hidup ini
tinggallah potongan waktu
yang membekas abu-abu
setemaram malam
kusut di bawah bantal
siklorama terus berdentum
dari bisa-bisa sang sanca, yang
merenggut pematang perawannya
bersiul-siul; membekas di pelupuk
kemuning
sungai matanya mampu
mengisi palung; memungiti
pagi yang pergi tanpa pelangi
kenduri kini jadi mimpi
yang terhanyut di sungai
kemuning sebagai fisarga
runtuhnya purnama
alienasi teater
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar