Selasa, 24 April 2012

PELIPAT JALAN

lipatan jalan kau tanak di atas tungku keringatmu
tangan kau telanjangkan keatas
menatap bintang berliur
sebatas melepas kemarau di leher.

tak lepas matamu berdaun basah
jatuh mengisi mantan langkahmu
jadi tinta-tinta coretan; malam
hitam sepekat kopi

        ; adalah nion
yang tak berkabel
mungkinkah ada kunang-kunang menyapanya.

"sawah yang bermuka luas; terkutuk menjadi tumpukan batu
tempat cecak-cecak melompak"

"kenapa;
para pelipat jalan yang memasak perutnya di atas tungku keringat;
tangan telah telanjang ke atas;
tak ada keringnya daun yang gugur;
mengganjar lambung mereka"

0 komentar:

Design by BlogSpotDesign | Ngetik Dot Com